0

Biosintesis hormon steroid

Rabu, 17 Oktober 2012
Share this Article on :
Berdasarkan target organnya, hormone steroid terbagi menjadi dua sub kelompok yakni hormone seksual termasuk hormone progestasional (progestin dan estrogen) dan hormone adrenal. Kedua kelompok tersebut berasal dari kolesterol yang mempunyai struktur dasar siklopentanoperhidrofenantren. Struktur kerangka C-27 pada kolesterol berasal dari Acetil-CoA yang telah mengalami serangkaian peristiwa sebagai berikut : diawali dari pembentukan asestat menjadi mevalonat yang membutuhkan enzim HMG-CoA reduktase kemudian diubah menjadi squalene dilanjutkan dengan lanosterol. Selanjutnya, lanosterol akan diubah menjadi kolesterol sebagai produk intermediate dengan mengambil tiga gugus karbon. Selai sebagai precursor hormone steroid, kolesterol yang banyak terdapat di membrane sel juga merupakan salah satu komponen bagi kelangsungan hidup sel.

Biosintesis hormone steroid termasuk testoteron dimulai dari perubahan kolesterol menjadi pregnenolon. Pengaturan biosintesis hormone steroid diperantarai oleh peningkatan cAMP intaselular ataupun oleh Ca+2 melaluijalur inositol trifosfat. Rangsangan terhadap cAMP dapat bersifat akut maupun kronis. Rangsangan akut dimulai sejak pengiriman kolesterol ke dalam inner mitokondria dengan perantaraan steroidogenic acute regulatory (StAR), sedangkan rangsangan kronis terjadi pada saat pengubahan kolesterol menjadi pregnenolon. Dalam stadium ini, proses konversi berlangsung di dalam mitokondria dengan membubuhkan enzim side chain cleavage (scc). NADPH, oksigen serta sitokrom P450 secara terbatas sesuai dengan kebutuhan . Berbeda dengan reseptor hormone protein, reseptor steroid terletak di dalam sitoplasma sel atau inti sel. Mula-mula hormone masuk kedalam sel dengan cara difusi dan segera mengikat reseptor protein spesifikdi dalam sitoplasma. Reseptor hormone streroid secara inaktif berada dalam suatu heat shock protein 90 (hsp 90). Apabila terjadi ikatan antara hormone dan reseptor, maka hsp 90 menjadi aktif dan meleaskan diri. Kemudian ikatan hormone dan reseptor akan segera menuju ke nucleus. Di dalam nucleus, ikatan kompleks hormone reseptor akan mempengaruhi koaktivator dan factor transkripsi secara menyeluruh untuk menghasilkan suatu kompleks transkripsional aktif yang nantinya akan mempertinngi ekspresi gen dan menimbulkan efek hormone sterid.




Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar